Jumat, 02 Juli 2010

Rahayu Ngatiningsih Terus Kembangkan Aneka Usaha


[ Sabtu, 03 Juli 2010 ]
Jawa Pos
"SETIAP hari ngantor ya seperti ini, di sini," ungkap Rahayu Ngatiningsih saat ditemui di kantornya, Ngingas, Waru, Sidoarjo, Kamis (1/7). Meski statusnya owner sekaligus direktur utama, sehari-hari wanita 50 tahun itu tidak berleha-leha. Sama dengan pegawai lain, ibu tiga anak itu berada di kantor pukul 08.00-16.00. ''Kalau istirahat kembali ke rumah untuk salat,'' katanya.

Memang, bagi Rahayu, kerja merupakan bagian dari hidupnya. Meski sudah menjadi bos, dia tetap menyumbangkan tenaga dan pikiran demi kemajuan usaha yang dirintis dari nol. ''Awalnya, kami hanya usaha besi dan barang rongsokan kecil-kecilan,'' ujarnya.

Bermula pada 1993, dia dan almarhum suami H Mahmud memberanikan diri berusaha mandiri. Mereka sudah bosan menjadi buruh di perusahaan orang lain. Semasa hidupnya dulu, suami Rahayu memang pernah mencicipi menjadi buruh angkut di toko-toko orang. Sedangkan Rahayu membantu mengurusi sawah yang mereka sewa. ''Modal kami kerja keras, kejujuran, dan berdoa kepada Tuhan," lanjut wanita kelahiran Jombang itu.

Sudah terbiasa hidup susah, Rahayu dan suami tidak kaget dengan tempaan-tempaan keras sebagai pedagang baru. Awal memulai usaha, banyak hal yang membuat mereka putus asa untuk melanjutkan dagang. ''Banyak (uang) yang dikemplang orang. Sampai rupiah miliaran,'' ungkapnya. Meski sering disakiti, Rahayu dan suami berupaya sabar.

Kini dia memiliki usaha bus yang melayani berbagai kebutuhan. Mulai tur di Jawa, Bali, Lombok, ziarah wali, hingga sewa-menyewa bus. ''Padahal, usaha ini berawal dari utang seseorang,'' kenangnya.

Kala itu, Rahayu mengaku uangnya dibawa orang. Namun, orang tersebut tidak bisa mengembalikannya. Oleh pengutang, dia diberi satu bus besar beserta sopir, kernet, plus orderan. ''Semua ada hikmahnya,'' jelasnya.

Bidang usahanya belakangan tidak hanya dagang besi dan transportasi. Rahayu mulai mengembangkan talenta usaha di bidang pelayanan ibadah seperti umrah. Satu usahanya jauh dari bidang transportasi. Yakni, tempat pemancingan untuk refreshing. ''Karena suami tidak ada, saya menjalankan usaha dengan anak-anak.''

Waktu yang dimiliki senantiasa digunakan untuk bekerja. "Pada Minggu saya tetap bekerja, ngurusi kolam pancing kami," katanya.

Bagi Rahayu, waktu sangat berguna. Jika sedikit saja melewatkan waktu untuk bersantai, dia merasa kehilangan banyak hal. Terutama, dalam hal usaha yang dijalankan. Karena itu, dia tidak ingin lengah dengan membiarkan usahanya buyar begitu saja. "Waktu adalah uang," ucapnya.

Kini hidupnya lebih santai. Nenek dua cucu itu berusaha menggunakan waktu senggangnya untuk beribadah. "Sebisa-bisanya saya ikut kegiatan keagamaan biar tenang," ucapnya. (may/c2/nda)

Tentang Rahayu Ngatiningsih

Lahir: Jombang, 3 November 1959

Anak: 3 orang, cucu: 2 orang

Dari Bus ke Kolam Pancing

- Rahayu mulai mendirikan usaha besi pada 1983. Sebelumnya, dia tidak bekerja.

- Dia bersama almarhum suaminya, H. Mahmud, mengembangkan usaha dengan modal kerja keras dan kejujuran.

- Lebih dari tiga tahun dia memiliki usaha transportasi. Sekarang ada 20 bus siap sewa.

- Tiada hari libur. Minggu digunakan untuk mengembangkan usaha kolam pancing.

0 komentar:

Posting Komentar