Selasa, 15 Mei 2012

Bisnis Fashion dan Kuliner Jadi Favorit Perempuan

Hai bro semua, :) Udah pada tahu dong kalau sekarang ada banyak sekali cara untuk bisa mencari uang melalui internet. Ada yang berbayar, ada yang gratis. Kalau saya, tentu lebih suka yang gratisan, hehe :D Terkait dengan hal itu,.. Nah... Barusan saya browsing dan menemukan sebuah situs bisnis yang menarik. Namanya gajigratis.Com. Kenapa menarik? Alasannya adalah karena untuk join (bergabung) di situs tersebut biayanya Rp 0 saja, alias gratis. Eits, tapi walaupun gratis, ini bukan berarti bahwa hasilnya juga "gratis". Bahkan hasilnya hasil yang "mahal" karena situs itu memberikan bayaran hingga Rp. 277.777.778.500,- untuk member-membernya wow hasil yang fantastis bro. Cara kerjanya cukup mudah, kita hanya diperintahkan untuk menawarkan orang lain datang ke URL tertentu. Setiap kali orang lain bergabung dengan situs yang dituju, kita akan mendapat bayaran Komisi Jaringan Rp 25 hingga 10 level Komisi Sponsor Rp. 100,- hingga 10 level Semakin banyak kita menyebar URL-nya, semakin banyak juga komisi yang kita dapat. Penasaran kan? Ingin join kan? Ingin tahu gimana cara kerjanya? Ok, silakan langsung join di ==> http://gajigratis.com/?ref=Kurniatriyuli BTW, di dalam member areanya ada banyak tawaran bonus ebook gratis lho... bakal rugi kalau enggak join & gak ngikutin penawaran bonus-bonusnya, :) Masih belum join? Ya ampuun... ^_^" Langsung join di sini! ==> http://gajigratis.com/?ref=Kurniatriyuli Ok thx ya bro smua di tunggu join nya


Bisnis fashion masih menjadi pilihan kebanyakan perempuan dalam merintis bisnis.

Wanita wirausaha perlu berjejaring dan saling memberikan inspirasi serta dukungan kepada sesamanya. Inilah yang mendorong majalah Femina, yang bekerjasama dengan BNI selama tiga tahun terakhir, untuk melanjutkan rangkaian program "Wanita Wirausaha" yang menjangkau 12 kota pada 2010 lalu. Salah satu programnya adalah lomba "Wanita Wirausaha" yang akan menyeleksi sembilan kategori juara dari ribuan perempuan berpotensi yang membangun bisnis skala menengah. Rangkaian seminar dan workshop "Wanita Wirausaha Femina" ini mengumpulkan fakta bahwa dari 7.000 wanita wirausaha yang terjaring secara nasional, 35 persen wirausahawan perempuan memilih bisnis fashion.

Selain fashion, wanita wirausaha cenderung memilih bidang usaha kuliner (19 persen), kerajinan (sembilan persen), pendidikan (delapan persen), dan kecantikan (tujuh persen). Sementara dari pilihan jenis usaha, 48 persen dari ribuan perempuan berwirausaha ini bergerak di bidang perdagangan, jasa (46 persen), produsen (27 persen), dan pemasok (12 persen).

"Dari segmen usia, kebanyakan perempuan yang berwirausaha juga terbilang masih muda, sekitar 20-an tahun. Latar belakang pendidikan mereka juga tinggi, S-1 dan S-2. Perempuan yang berbisnis ini juga bukan dari skala usaha menengah atas yang bisnisnya di atas satu miliar. Kebanyakan wanita wirausaha ini berasal dari segmen menengah," jelas Petty S Fatimah, Pemimpin Redaksi Femina saat temu media beberapa waktu lalu.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap entrepreneur perempuan, puncak acara Wanita Wirausaha BNI-Femina 2010/2011 pada Jumat (25/3/2011) nanti akan mengumumkan pemenang lomba wirausaha.

Petty melanjutkan, sejumlah masalah ditemukan dari pengalaman bertemu dengan sejumlah perempuan pebisnis dari berbagai kota ini. Sejumlah masalah atau kendala wanita wirausaha di antaranya kurangnya pengetahuan tentang wirausaha, minimnya jejaring usaha di antara para pengusaha perempuan ini, selain juga kurangnya dukungan kewirausahaan di lingkungan termasuk keluarga. Masalah yang juga seringkali ditemui wirausahawan adalah akses terhadap pembiayaan.
"Masalah pembiayaan bukan dipengaruhi faktor bahwa usahanya masih kecil dan belum bisa memanfaatkan fasilitas bantuan modal dari perbankan. Masalahnya lebih kepada banyak perempuan yang belum mengerti bagaimana cara mengakses pembiayaan, mereka belum paham bagaimana cara berhubungan dengan bank," jelas Petty.

Meski ditempa sejumlah masalah dalam berwirausaha, semangat perempuan untuk berbisnis tak surut. Wanita wirausaha juga terus berkembang, baik jumlah pebisnis pemula yang terus bertambah maupun perempuan yang kini melebarkan sayapnya hingga pasar dunia.
"Dari 7.000 wanita wirausaha yang terjaring melalui program ini, tujuh persennya sudah ekspor. Kebanyakan pebisnis perempuan yang melakukan ekspor menjalani bisnis di Bali dan Yogyakarta," tandas Petty.

Pebisnis Perempuan Jarang Terkena Kredit Macet

Software Iklan Baris Massal


Perempuan cenderung menjalani bisnis penuh perhitungan, dan hanya akan meminjam uang di bank saat bisnisnya sudah matang.

Perempuan, saat memilih fokus berwirausaha, cenderung akan menjalankan apapun jenis bisnisnya dengan penuh perhitungan. Maklum saja, usaha ini dimotivasi untuk menyejahterakan kehidupan dirinya dan terutama keluarga. Mereka juga membutuhkan dukungan komunitas yang saling menguatkan.
Semangat dan jiwa wirausaha inilah yang membuat banyak perempuan sukses dalam berbisnis. Bank Negara Indonesia (BNI) menemukan fenomena yang terjadi empat tahun terakhir, bahwa terjadi lonjakan perempuan yang berwirausaha, lebih dari 40 persen. BNI mencatat, dari sekitar 58.000 usaha kecil, 25 persennya (sekitar 12.000) dijalankan oleh perempuan. Jumlah inipun mengalami peningkatan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.

"Beberapa tahun sebelumnya, jumlah usaha kecil yang dijalankan perempuan kurang dari 15 persen, kini jumlahnya mencapai 25 persen," jelas Ayu Sari Wulandari, Wakil Pemimpin Divisi Usaha Kecil BNI, saat temu media menjelang puncak acara "Wanita Wirausaha BNI-Femina" beberapa waktu lalu di Jakarta.

Menurut Ayu, terjadi fenomena yang juga tak kalah menarik. Entrepreneur perempuan memiliki NPL (non performing loan), atau istilah sederhananya "kredit macet" di perbankan, lebih rendah. "Perempuan cenderung datang ke bank kalau merasa sudah mapan dalam bisnisnya, inilah salah satu faktor mengapa NPL pebisnis perempuan lebih rendah," tambah Ayu.

Pertumbuhan entrepreneur perempuan di Indonesia dirasakan sendiri secara langsung oleh BNI melalui berbagai program binaannya. Di Palembang, sekitar 500 perempuan bergerak di bisnis fashion tiga tahun terakhir. Bisnis di bidang desain dan industri kreatif ini memiliki NPL nol dan produk fashion-nya pun telah menembus pasar Eropa. Kampung Batik Lasem di Pekalongan juga tak kalah pertumbuhannya, begitu juga Kampung Ulos di Samosir. Di Ciampea, 18.000 perempuan juga aktif merintis bisnis.

"Perempuan lebih kuat saat berjejaring dalam komunitas. Secara alami, perempuan punya karakter yang sama, saat berkumpul dalam komunitas mereka akan saling mengontrol. Perempuan juga cenderung punya rasa malu lebih tinggi, mereka tak ingin mempermalukan diri atau keluarga sehingga bisnisnya dijalankan dengan penuh perhitungan, tanpa terlilit utang. Sistem tanggung renteng menjadi kekuatan perempuan dalam membangun dan mengembangkan bisnisnya," jelas Ayu.

Bisnis Fashion Andalkan Ilmu "Entrepreneurship"



Ardistia Dwiasri, President & Creative Director Ardistia Design Works Inc., New York, mengenalkan label ready to wear Ardistia New York di 98 butik di lima benua.

Sejak usia 23, desainer Indonesia yang berdomisili di New York, Ardistia Dwiasri, memutuskan sekolah fashion di New York, Amerika Serikat. Saat masih sekolah, perempuan yang akrab disapa Disti ini mengasah ilmu dan pengalaman dengan magang dan menjadi freelance di berbagai label fashion ternama di Amerika. Kini, perempuan kelahiran Jakarta, 5 Juli 1979 ini memiliki dan mengelola label busana siap pakai yang diberinya nama Ardistia New York.

"Skill entrepreneurship sangat berperan dalam menjalani bisnis fashion. Saya menggabungkan ilmu yang saya baca mengenai industri fashion dan entreprenuership. Jiwa entrepreneurship sangat dibutuhkan dalam membangun bisnis fashion," jelas Disti kepada Kompas Female di Jakarta.

Kemampuan membaca pasar, riset mendalam sebelum memulai bisnis, rencana bisnis yang terukur, hanya beberapa bagian saja dari kewirausahaan yang dipraktekkan Disti. Baginya, ilmu dan keterampilan berwirausaha dibutuhkan desainer fashion dalam menggeluti industri mode, di dalam maupun di luar negeri.

Semangat mandiri dan kewirausahaan yang ditanamkan dalam diri berhasil mendorong Disti mengembangkan bisnis tak hanya di Amerika. Label busana siap pakai Ardistia New York berhasil memenuhi kebutuhan pasar di Eropa, Canada, Timur Tengah dan Asia Pasifik.

"Perancang busana juga perlu memiliki skill dalam manajemen, mengelola bisnis termasuk membangun jaringan dengan pemasok bahan baku. Kadangkala bagian ini tak diperhatikan desainer. Meski pun memang setiap desainer memiliki kekuatan masing-masing. Boleh jadi ia tak mahir dalam manajemen, dan menurutnya lebih baik jika ia menyerahkan manajemen bisnisnya kepada profesional," jelas Disti yang mengelola bisnis fashionnya sendiri dengan menawarkan koleksi rancangannya di 98 butik di lima benua.

Jeli melihat pasar
Disti memilih fokus merancang busana siap pakai untuk perempuan urban yang aktif. Kebutuhan busana siap pakai yang bisa padu padan, dengan karakter khas yang simpel, ringan, namun juga elegan ditangkap jelas oleh Disti. Alhasil, koleksi perdana yang dirilisnya pada 2007 laris di pasaran. Artinya, Disti jeli melihat kebutuhan pasar dan mampu menangkap potensi yang bisa dikembangkan. Dengan begitu, anak bungsu dari dua bersaudara ini mampu menembus selera fashion dunia.

Disti juga berkesempatan membuka gerai dalam pagelaran acara fashion yang diikuti label ternama di New York. Kerja keras dan semangat wirausaha Disti membuahkan hasil kini. Perempuan yang selalu menganalisa rinci setiap ide dan rencana bisnisnya ini sukses memenuhi permintaan pasar sesuai standar internasional.

Pentingnya manajamen bisnis
"Bisnis fashion harus mengikuti standar internasional. Konsistensi produksi harus dijaga dengan baik. Saat mengirimkan produk harus tepat waktu, tak bisa lebih cepat apalagi terlambat," jelasnya.

Kemampuan memenuhi permintaan, dengan kualitas produk yang terjaga, menjadi kunci sukses dalam berbisnis fashion di ranah internasional. Karenanya manajemen bisnis penting bagi Disti. Kemampuan mengelola sumber daya dan jaringan juga menjadi bagian tak terpisahkan dari manajemen bisnis fashion.

Terbuka dengan inovasi namun realistisBisnis fashion juga harus realistis. Kain tradisional Indonesia memang punya potensi untuk dikembangkan. Namun bagi Disti, bisnis fashion tak bisa asal memanfaatkan momen untuk menjual produk. Perempuan penggemar yoga ini mengenali pelanggannya. Meski bukan mustahil baginya untuk berinovasi dengan kain tradisional misalnya, namun tak perlu dipaksakan jika memang pasar yang ditujunya tak membutuhkan.

"Nggak enak rasanya jika punya baju bagus namun nggak ada yang beli. Inovasi dan kesempatan selalu terbuka, tetapi kembali lagi, lihat lagi pasarnya," jelasnya sederhana.

Ia melanjutkan pasar internasional di industri fashion lebih matang. Tren kembali kepada masing-masing individu. Fashion lebih kepada gaya personal. Setiap orang bisa menciptakan tren sendiri. Karenanya, untuk menembus pasar internasional, desainer muda perlu memposisikan dirinya, jeli melihat pasar dan menangkap peluang, dan tentunya memiliki kemampuan mengelola bisnis yang baik dengan menyelami jiwa dan ilmu kewirausahaan yang nyatanya mendorong keberhasilan bisnis fashion.

6 Kesalahan Keuangan Wirausaha Muda



Laporan keuangan usaha juga diperlukan untuk membantu manajemen mengambil keputusan-keputusan keuangan, mengajukan kredit ke bank, dan mengurus pajak.

Sebagai pengusaha muda, wajar jika Anda masih dalam tahap belajar dan membuat kesalahan. Namun, siapa pun pasti tak akan senang apabila kesalahan tersebut menyangkut masalah keuangan. Mencampuradukkan dana pribadi dan bisnis, misalnya, kerap dilakukan paraentrepreneur muda. Masalah yang bisa ditimbulkan, misalnya, Anda juga tidak dapat menyediakan catatan pengeluaran yang jelas ketika dilakukan audit.
"Banyak wirausaha sukses yang tersita oleh bisnis yang sedang dilakukan sehingga beberapa prioritas keuangan pribadi mereka terabaikan," ujar Eric Johnson, senior client strategist di Signature, firma manajemen kekayaan yang berbasis di Norfolk, Virginia, Amerika Serikat.

Menurut dia, ada enam kesalahan pengelolaan keuangan yang biasa dilakukan wirausaha muda. Anda perlu tahu agar dapat menemukan strategi untuk menghindarinya.

1. "Over"-investasi
Enggak asyik, dong, kalau bisnisnya di bidang lifestyle, tetapi menyewa kantor atau ruang usahanya di ruko? Boleh saja Anda berpikir begitu. Agar terkesan profesional, memang banyak wirausaha muda yang rela mengorek tabungannya, misalnya untuk menyewa kantor di tempat yang hip atau membeli peralatan atau perabotan mewah. Namun, menghabiskan terlalu banyak untuk pengeluaran yang tidak penting-penting amat bisa mengikis keuangan pribadi Anda dengan cepat, lho.

Alexa von Tobel, pendiri dan CEO LearnVest.com, mengatakan, tabungan atau modal bisa habis sebelum Anda sempat memproduksi barang atau jasa untuk dijual. "Gunakan setiap uang yang Anda miliki untuk menciptakan produk yang baik, dan tunjukkan kepada pengguna. Kalau produk Anda tidak bagus, tidak ada harapan untuk maju," katanya.

2. Tidak menggaji diri sendiri
Pemilik bisnis muda cenderung menanamkan semua sumber daya ke dalam bisnis tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Sulit jika bisnis harus membiayai kehidupan pribadi Anda. Seperti karyawan yang lain, berikan gaji secukupnya untuk Anda sendiri untuk memastikan keuangan pribadi Anda tetap sehat dan terpisah dari bisnis. Namun, jangan mentang-mentang Anda pemilik bisnis ini lantas memberi gaji  tinggi untuk Anda. Anda harus menyediakan cukup banyak dana untuk bisnis Anda supaya tetap dapat beroperasi dalam masa-masa sulit.

3. Tidak mempertimbangkan kemungkinan terburuk
Kalangan muda sering berpikir bahwa mereka sangat berpotensi dan tak mungkin gagal. Akan tetapi, siapa pun bisa gagal, dan Anda perlu membuat rencana setelah memprediksi kemungkinan terburuk. Buat sebuah rencana pengganti dan beberapa bentuk asuransi untuk mendukung bisnis ketika Anda tak mampu menjalankannya. Jika Anda mempunyai rekanan dan bisnis Anda tidak mudah dijual, Eric Johnson menyarankan untuk membuat suatu perjanjian jual-beli. Perjanjian ini mengatur apa yang terjadi jika salah satu pemilik bisnis meninggal, dan biasanya mencakup komponen asuransi yang menyediakan dana apabila sewaktu-waktu terjadi sesuatu pada pemilik bisnis.

4. Mencampur aset bisnis dan pribadi
Entah itu menjamin pinjaman secara pribadi atau meminta orangtua Anda membeli rumah kedua, meningkatkan aset pribadi untuk tujuan bisnis tidak akan baik bagi kondisi keuangan pribadi. Mengapa demikian? Bayangkan, ketika bisnis Anda menurun, para kreditor bisa saja mengejar aset pribadi Anda.

"Anda seharusnya hanya menggunakan jaminan dari bisnis. Jadi, ketika bisnis Anda merosot, Anda tidak bertanggung jawab secara pribadi terhadap pinjaman tersebut," kata Lynn Mayabb, senior managing advisor BKD Wealth Advisors di Kansas City.

5. Menggunakan kartu kredit pribadi untuk tujuan bisnis
Akan sangat berisiko jika Anda bergantung pada kartu kredit pribadi untuk membiayai usaha ketika bank tidak bersedia memberikan dana untuk Anda. Anda bisa saja tergoda untuk men-charge hal-hal yang tidak seharusnya pada kartu kredit pribadi. Mencampur tagihan bisnis dan pribadi bisa menimbulkan kekacauan organisasi. Jika bisnis Anda diaudit, Anda tentu harus menyediakan catatan pengeluaran bisnis paling tidak tiga tahun ke belakang. Mampukah Anda menyediakannya? Sudah pasti tidak. Jadi, sebaiknya Anda membuat kartu kredit khusus untuk urusan bisnis, dan hanya digunakan untuk pengeluaran bisnis yang penting.

6. "Merampok" kas perusahaan
Ketika berhasil melakukan penjualan yang hebat dalam dua atau tiga bulan, pengusaha muda biasanya akan menjadi kelewat percaya diri, begitu menurut Mayabb. Pengusaha yang belum berpengalaman kemudian akan mulai menghabiskan arus kas perusahaan tanpa pandang bulu. Ambil contoh, ketika membutuhkan mobil operasional, mereka akan membeli mobil-mobil terbaik (dalam arti dengan merek terbaik dan harga yang lebih mahal), lalu menyadari bahwa pada beberapa bulan berikutnya ternyata tidak terjadi penjualan yang berarti.  


Sumber: Entrepreneur

Tak Ada Batasan untuk Perempuan Berwirausaha

Software Iklan Baris Massal Hai bro semua, :) Udah pada tahu dong kalau sekarang ada banyak sekali cara untuk bisa mencari uang melalui internet. Ada yang berbayar, ada yang gratis. Kalau saya, tentu lebih suka yang gratisan, hehe :D Terkait dengan hal itu,.. Nah... Barusan saya browsing dan menemukan sebuah situs bisnis yang menarik. Namanya gajigratis.Com. Kenapa menarik? Alasannya adalah karena untuk join (bergabung) di situs tersebut biayanya Rp 0 saja, alias gratis. Eits, tapi walaupun gratis, ini bukan berarti bahwa hasilnya juga "gratis". Bahkan hasilnya hasil yang "mahal" karena situs itu memberikan bayaran hingga Rp. 277.777.778.500,- untuk member-membernya wow hasil yang fantastis bro. Cara kerjanya cukup mudah, kita hanya diperintahkan untuk menawarkan orang lain datang ke URL tertentu. Setiap kali orang lain bergabung dengan situs yang dituju, kita akan mendapat bayaran Komisi Jaringan Rp 25 hingga 10 level Komisi Sponsor Rp. 100,- hingga 10 level Semakin banyak kita menyebar URL-nya, semakin banyak juga komisi yang kita dapat. Penasaran kan? Ingin join kan? Ingin tahu gimana cara kerjanya? Ok, silakan langsung join di ==> http://gajigratis.com/?ref=Kurniatriyuli BTW, di dalam member areanya ada banyak tawaran bonus ebook gratis lho... bakal rugi kalau enggak join & gak ngikutin penawaran bonus-bonusnya, :) Masih belum join? Ya ampuun... ^_^" Langsung join di sini! ==> http://gajigratis.com/?ref=Kurniatriyuli Ok thx ya bro smua di tunggu join nya


Tak ada batasan untuk perempuan dalam berwirausaha.

Perempuan juga punya peluang yang sama untuk mengembangkan beragamnya potensi bisnis di Indonesia. Tak ada batasan bagi perempuan untuk berwirausaha.

Pernyataan ini disampaikan dengan tegas dan lugas oleh Peter Gontha, pengusaha, pendiri dan chairman Java Festival Production dalam diskusi panel jelang  pengumuman penghargaan Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women 2011, di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (15/9/2011).

Menurut Peter, banyak potensi bisnis di Indonesia bagian timur yang belum digali.  Potensi sumber daya alam di Indonesia Timur sangat besar. Seperti gas, emas, minyak. Peluang bisnis di bagian timur Indonesia ini terbuka luas. Tak terkecuali untuk pebisnis perempuan.

"Peluang bisnis di bidang perminyakan bukan hanya milik laki-laki. Laki-laki dan perempuan sama, dan punya kesempatan yang sama. Perempuan punya intuisi bisnis. Di mana ada bisnis, perempuan akan mencari peluang. Perempuan tak lagi menunggu kesempatan, namun justru mengejar peluang tersebut untuk mencapai tujuannya," kata Peter.

Tak ada yang membedakan perempuan dan laki-laki dalam berwirausaha, tegas Peter. Begitu pun dengan tantangan yang dihadapi.

"Perempuan dan laki-laki memiliki tantangan yang sama dalam mengembangkan bisnis atau dalam berwirausaha, tak ada bedanya," tandas Peter.

8 Kesalahan Saat Memulai Usaha




Ketika usaha melesat sukses, Anda tak perlu buru-buru memutuskan untuk merayakannya, dan meningkatkan produksi barang.

Bisnis kecil yang baru saja Anda buka membawa banyak harapan untuk meraih kesuksesan. Kata “kegagalan“ barangkali hanya terlintas sekali dua kali. Lagipula siapa, sih, yang mendambakan kegagalan? Padahal menghitung risiko kegagalan jauh lebih aman daripada tidak sama sekali. Hitung-hitung Anda mempunyai benteng pertahanan yang lebih kuat agar bisnis tak mundah runtuh.

Selain bersikap tak mau tahu tentang risiko kegagalan, apa saja, sih, yang membuat para wirausahawan gagal di bisnisnya? Berikut di antaranya.

Memulai dengan alasan keliru 
Coba tanya diri sendiri, apa alasan Anda memulai bisnis sendiri? Menginginkan uang yang lebih banyak daripada penghasilan yang didapatkan saat ini? Waktu luang dengan keluarga yang lebih banyak ketimbang bekerja di perusahaan orang lain? Atau, Anda bosan diperintah? Jika Anda mengangguk pertanda setuju dengan alasan-alasan tadi, maka pikirkan kembali.

Anda mempunyai kesempatan yang lebih bagus untuk sukses di bisnis baru jika:
* Anda mempunyai passion atau kecintaan akan sesuatu yang Anda lakukan. Passion  ini akan menggiring Anda untuk memiliki kemauan tingkat tinggi, kesabaran, dan perilaku yang positif.
* Kesuksesan juga akan terjadi ketika Anda percaya bahwa produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan Anda memang mempunyai peluang di pasarnya. Tentunya keyakinan ini didasarkan pada riset yang dilakukan secara profesional, bukan asumsi belaka.
* Fit secara fisik dan mental, sehingga Anda siap menyambut tantangan apapun yang menghampiri di masa depan.
* Ketika Anda gagal, Anda tak lantas mengibarkan bendera putih. Anda justru mencari tahu di mana letak kesalahannya, dan berupaya memperbaikinya.
* Anda bisa mengambil keputusan di saat yang genting, termasuk mengenal usaha Anda luar. Jadi jika sewaktu-waktu staf yang dibutuhkan sedang berhalangan, Anda tak kehilangan kendali. Malah, Anda bisa mengambil alih.

Buruknya manajemen
Kegagalan berbisnis yang dialami para pemula biasanya disebabkan buruknya manajemen. Para wirausahawan yang masih hijau memang cenderung meraba-raba area manajemen bisnis. Sebut saja rencana bisnis, keuangan, pembelian, penjualan, produksi, hingga perekrutan karyawan. Padahal hal-hal ini sangat diperlukan untuk membangun sebuah usaha menjadi lebih matang. Pengetahuan tentang manajemen juga dibutuhkan untuk menghindarkan Anda dari penipuan.

Untuk mengejar ketinggalan ini, Anda memang harus belajar dari nol. Mengais ilmu dari berbagai pelatihan manajemen bisnis yang kredibel atau bertukar pendapat dengan teman yang sudah lebih dulu terjun ke dunia wirausaha, bisa Anda lakukan.

Hal lain yang harus Anda ingat adalah manajemen juga berarti mengatur diri sendiri menjadi pemimpin yang sukses. Ia harus bisa menciptakan suasana kerja yang kondusif sehingga pegawainya pun semangat bekerja. Pemimpin juga diwajibkan mampu berpikir strategis, berani menghadapi perubahan, dan mencari peluang baru yang lebih menguntungkan.

Modal yang kuat

Kesalahan terfatal pada wirausahawan pemula adalah modal yang tidak mencukupi. Seorang pemilik perusahaan, meski kecil, harus bisa menghitung berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk memulai dan menghidupi usahanya, selama belum menghasilkan keuntungan yang terasa. Jadi, jangan dulu berkhayal akan mendapatkan keuntungan yang fantastis jika Anda baru memulai sebuah usaha.

Memilih lokasi
Kalimat bijak yang mengatakan bahwa lokasi menentukan prestasi memang benar adanya. Jika Anda mendirikan toko di lokasi yang strategis, meski banyak pesaing, namun setidaknya Anda masih bisa bertahan. Lain halnya dengan lokasi yang buruk, bisa-bisa mimpi menjadi wirausahawan gagal di awal jalan.

Nah, apa saja yang perlu diperhitungkan ketika memilih lokasi usaha?
* Pastikan pelanggan tak terhambat lalu lintas yang padat, mudah diakses, disertai area parkir, dan lampu jalan yang memadai.
* Pastikan kompetitor di sekeliling lokasi tak terlalu banyak sehingga peluang Anda masih terbuka lebar.
* Pastikan gedung atau ruangan yang disewa terjamin keamanannya.
* Carilah lokasi usaha yang memang mempunyai peluang pasar yang bagus. Anda bisa mengetahuinya dengan melakukan riset terhadap calon pelanggan yang berada di sana.

Kurang terencana
Semua orang yang sukses membangun usahanya dari nol pasti paham betul bahwa perencanaan matang dan kerja keras memegang peranan penting. Selain harus memperhitungkan segala kendala, perencanaan juga harus dibuat realistis, akurat, terkini, dan memperhitungkan target di masa depan.

Anda juga harus mencari tahu bagaimana cara mempromosikan barang atau jasa yang dijual perusahaan kecil Anda. Salah satu metode paling sederhana namun teruji adalah membuat business plan  yang tersusun rapi.

Buru-buru ekspansi
Suatu hari tanpa diduga, usaha melesat sukses dan Anda memutuskan untuk meningkatkan produksi barang. Di saat yang sama, Anda lupa memperhitungkan kemampuan produksi. Sehingga pada akhirnya Anda kewalahan dan kehilangan pelanggan setia. Jadi, jika memang belum mampu untuk melakukan ekspansi, bersabar saja dulu. Karena bagaimanapun perkembangan usaha yang lambat tapi fokus lebih baik daripada terburu-buru tanpa kepastian.

Absen di dunia maya
Zaman sekarang masih malas untuk mempunyai situs atau akun jejaring sosial usaha Anda? Rasanya Anda harus segera mengubah pemikiran sempit ini. Apalagi pengguna internet semakin banyak. Malah online shopping makin digemari karena kepraktisannya. Mala, posisikan situs dan akun jejaring sosial adalah toko Anda di dunia maya.
Luangkan waktu dan sisihkan biaya untuk membuat situs usaha Anda yang representatif. Sehingga siapapun di belahan dunia ini bisa mengetahui produk yang Anda jual. Peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari situs yang dimiliki juga bukan isapan jempol semata. Iklan-iklan mungil di situs juga bisa memberi penghasilan yang tak sedikit bagi pemilik situs. Aktifkan juga jejaring sosial Anda dan sesuai fungsinya, gunakan untuk berinteraksi para anggota laman Anda. Jangan ragu untuk memperbanyak promosi produk Anda di dunia maya.

Mengenal kompetitor
Di tengah banyaknya pesaing, langkah-langkah berikut harus Anda lakukan agar tak tergerus kompetisi. Pertama, menjadi pembeli untuk mengetahui keinginan pembeli. Caranya mudah, intip saja “toko sebelah” yang merupakan pesaing Anda. Dengan melakukan ini, setidaknya Anda tahu bagaimana cara para pesaing memasarkan produknya, harga yang dipasang, melayani pelanggan, sampai trik promosinya. Bukan untuk ditiru, ya! Justru Anda harus mencari celah lain agar toko Anda berbeda dan lebih menarik meski barang jualannya sama. Eksekusi yang matang dan berkonsep sudah pasti membuat orang-orang lebih tertarik.

Berjualan tak cukup jalan di tempat. Sesekali cobalah ikuti bazar. Pilihlah bazar dengan lokasi strategis yang sudah pasti dikunjungi banyak pengunjung. Bazar juga tak hanya berjualan, di event ini Anda bisa mengumpulkan jaringan yang lebih kuat sembari (lagi-lagi) melihat bagaimana para pesaing berjualan. Bukan tak mungkin, Anda menjadi lebih termotivasi untuk melakukan gebrakan-gebrakan bisnis yang baru, kan? Selain itu, rajin-rajinlah mengadakan promosi untuk menggaet pelanggan baru dan menyenangkan pelanggan lama. Misalnya, cukup dengan mengunggah foto pelanggan memakai baju muslim dari toko Anda di situs jejaring sosial, Si Pelanggan mendapatkan voucher diskon.

Selasa, 10 Agustus 2010

Alternatif Finishing pada Dinding (2)

Alami Ala Batu

Jika anda menyukai dinding yang bernuansa alam, bisa menutupnya dengan batu alam. Batu alam pun banyak jenisnya, ada batu candi yang, andesit, susun sirih, dll. Jangan lupa untuk memberi pelapis pada finishing jenis ini, agar tidak berjamur.

Dinding batu candi bisa difariasikan pada dinding fasade sebagai aksen, karena karakter dan warnanya pas untuk konsep rumah minimalis. Dinding jenis batu candi juga bisa menetralisir suasana agar tercipta kesan natural.

Sementara dinding batu andesit lain lagi. Jenis ini hampir serupa dengan dinding garuk garis-garis. Motifnya memang berupa garis-garis dengan warna hitam, tapi teksturnya sama dengan batu candi. Karena harganya cukup tinggi, orang lebih sering menggunakan treatment garis-garis dengan membuat sendiri.

TIPS

Usai diberi sentuhan akhir, jangan lupa merawat dinding. Ikuti cara berikut ini, ya!

- Jika Anda menyukai treatment pada dinding, pastikan juga bahwa hasilnya tidak terlalu berlebihan yang akan membuat dinding terlihat ramai.

- Pastikan dahulu bahwa treatment dinding yang diinginkan bisa diaplikasikan pada rumah, jangan jadi korban tren. Pasalnya, banyak juga yang memaksakan treatment garis-garis yang sedang tren untuk diaplikasikan pada rumah yang bergaya mediterania/ klasik.

- Warna juga bisa membuat treatment pada dinding menjadi lebih hidup dan lebih menonjol.

- Sekarang ini banyak jenis semen yang akan memudahkan anda untuk bisa bereksplorasi dengan dinding, contohnya semen putih atau mortar.