![]() | ![]() | ![]() |
| |
Lima mahasiswa UGM, Eko Suyanto, Sandi Gunawan, Fajar Budi Prasetyo dan Andrie Javs menelurkan ide kreatif penelitian. Ide tersebut bermula dari kepedulian Eko Suyanto terhadap banyaknya limbah kacang mete di Wonogiri yang tidak dimanfaatkan. Kemudian bersama Sandi Gunawan dan dua rekannya, tercipta sebuah solusi kreatif dan inovatif yang berhasil menyulap limbah Anacardium occidentale L atau lebih kita kenal sebagai jambu mete menjadi biobriket sebagai bahan bakar alternatif. Biobriket dari kulit jambu mete ini dinamai Anacardium briket atau disebut juga Anabri.![]() Setelah itu, arang kulit jambu mete direkatkan dengan lem kanji dan dicetak dengan alat pencetak. Terakhir, dikeringkan dengan oven untuk menghilangkan kadar air dalam biobriket hingga mencapai berat konstan. Mengenai uji sampel, dilakukan setelah pencetakan, yang meliputi uji kalor, kadar karbon, kadar air, dan periode nyala. Dari uji tersebut diketahui bahwa biobriket paling optimal adalah dengan perbandingan lem kanji dan serbuk arang kulit biji jambu mete satu banding tiga dengan kadar kalori 5.856, 13 per gram, kadar karbon 21,45 persen, periode nyala 77,14 menit, dan kadar air 6,27 persen. Dari segi analisis ekonomi, Anabri telah memiliki kelayakan usaha, hanya butuh penyempurnaan desain dan warna kemasan. Anabri diharapkan dapat menjadi sumber energi ramah lingkungan, yang dapat menggali potensi lokal daerah, serta menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat petani jambu mete. |
0 komentar:
Posting Komentar