Selasa, 10 Agustus 2010

Ruang Hijau yang Penuh Kejutan (1)

Dominasi material kaca dan batu bata mempertegas konsep ramah lingkungan sekaligus memperunik roof garden. (Foto: Daniel Supriyono/Nova)

Siapa bilang rumah hijau itu membosankan? Tengoklah rumah milik pasangan Titan Hermawan–Herani Hermawan di bilangan Cilandak, Jakarta ini. Rumah ramah lingkungan pun bisa tampil gaya.

Baru sampai di depan pintu rumah saja, elemen bata Bali yang disusun rapi bak mozaik langsung menyedot perhatian.

Begitu memasuki pelataran rumah, lagi-lagi elemen bata Bali memenuhi dinding tembok rumah. Rimbunnya pohon-pohon besar semakin menegaskan konsep “green” yang dianut si pemilik rumah.

Rumah yang berdiri di atas lahan seluas 464 m2 ini dibangun selama 3 tahun melalui tangan Adi Purnomo, arsitek yang dikenal peduli terhadap lingkungan.

Foto: Daniel Supriyono/Nova

Rumah ini merupakan rumah kedua pasangan Titan-Hera, sehingga kebiasaan keluarga di rumah lama dibawa serta ke rumah ini. Misalnya, menonton televisi di dalam kamar.

“Desain rumah ini menggabungkan kepribadian kami dan ide-ide arsiteknya. Kami bikin daftar ruangan yang diperlukan, bahkan anak saya pun bikin wish list,” lanjut ibu 2 anak ini.

Rimbun tapi Anggun
Prinsip-prinsip rumah yang ramah lingkungan sangat kuat terwakili di rumah ini.

Contohnya, pohon-pohon besar yang sejak awal sudah ada tetap dipertahankan.

Foto: Daniel Supriyono/Nova

Tak heran jika bentuk desain rumah berbelok-belok mengikuti pohon-pohon yang ada. Material batu bata dan kayu juga banyak dipakai, selain mempertahankan warna dinding polos, tanpa sapuan cat.

Awalnya, sebelum ada tanaman, desain dinding yang tanpa sapuan cat membuat rumah terlihat sangat keras.

“Takutnya kurang cozy (nyaman). Setelah ada tanaman, eh ternyata beda banget. Ditambah warna pada elemen furnitur, misalnya bantal, akhirnya dapat juga cozy-nya,” kata Hera.

Yang jelas, Hera mengakui banyak unsur surprise (kejutan) di rumah ini. “Suami saya kerjanya di dunia kreatif, jadi memang enggak mau setiap ruangan sama bentuknya,” katanya.

Kejutan pertama muncul di ruang multifungsi di lantai satu. Hampir seluruh sisi ruangan dibatasi kaca lebar, kecuali sisi areal dapur kering dan kamar tidur tamu.

“Kami tidak punya ruang tamu seperti rumah-rumah kebanyakan. Ruangan ini sekaligus dipakai untuk acara keluarga. Karena tidak terlalu lebar, kami pakai pembatas kaca supaya kesannya menyatu, tidak terlihat pemisah antara ruangan di luar dan di dalam,” lanjutnya.

Di lantai satu juga terdapat musala yang menggunakan elemen parket sebagai lantai.

Foto: Daniel Supriyono/Nova

Dinding luar dibuat dari batu bata yang disusun menyerupai pot-pot kecil dengan tanaman merambat di dalamnya.

“Fungsinya sebagai penyejuk ruangan. Cuma, agak susah mencari jenis tanaman yang bisa hidup di sana,” kata Hera. Tak ketinggalan, 2 kolam ikan menambah adem ruangan.

0 komentar:

Posting Komentar