Selasa, 10 Agustus 2010

Rangsang Pengusaha dengan Bunga Lunak

AKSES
Suntikan permodalan untuk mengembangkan usaha kini lebih mudah didapatkan. Sejumlah lembaga keuangan bank maupun nonbank, baik konvensional maupun syariah, berlomba-lomba menggenjot kredit berbunga murah. Sayangnya, belum semua pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) bisa mengakses informasi ini.

Kabag Strategic Relation Divisi Pembiayaan Kecil Mikro dan Produk Bank Syariah Mandiri (BSM) Dien Lukita P mengatakan, marjin pembiayaan perbankan syariah pun cukup kompetitif.
“Pelaku usaha bisa mengajukan pembiayaan langsung ke BSM atau melalui Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), BPR konvensional, serta koperasi,” kata Dien. Nilai pembiayaan yang diberikan di kisaran 70-90 persen dari taksiran nilai agunan.

BSM secara nasional kini telah melakukan linkage dengan tujuh BPR, 45 BPRS dan 3.285 koperasi. “Kita tambah plafon pembiayaan untuk BPR dan BPRS, dari realisasi per Juni 2010 sebesar Rp 158 miliar setidaknya menjadi Rp 284 miliar di akhir tahun,” imbuhnya.

Linkage dengan BPRS lebih banyak, mengingat kewenangan BPRS bisa menyalurkan kredit eksekuting dan channeling, sementara BPR hanya boleh menyalurkan kredit channeling.
“Potensi di Jatim belum tergarap secara maksimal. Untuk itu kita perbanyak kerja sama dengan koperasi-koperasi karena lembaga ini memiliki jaringan cukup banyak sampai pelosok,” timpalnya.

Penyaluran pembiayaan untuk 3.285 koperasi secara akumulatif sebesar Rp 5,3 triliun. Dari jumlah itu, sekitar 1.799 adalah koperasi karyawan dengan plafon kredit Rp 4,8 triliun. Sisanya, koperasi umum termasuk baitul mal, Koperasi Serba Usaha (KSU) dan Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

Marjin yang ditetapkan di kisaran 14,5 persen per tahun dengan tenor maksimal tiga tahun. Kalau melalui BPR, BPRS dan koperasi, bunganya bisa lebih dari itu. “Syaratnya, usaha itu harus feasible. Minimal sudah beroperasi 2-3 tahun. Agunannya bisa BPKB, kendaraan bermotor hingga sertifikat tanah,” pungkas Dien. ame

0 komentar:

Posting Komentar